Soko Kreatif

Baru Mulai Bisnis? UMKM Wajib Tahu Strategi Marketing Funnel Biar Nggak Boncos Iklan!

Pelaku UMKM wajib tahu! Pelajari strategi marketing funnel agar jualan online kamu makin laris, hemat biaya iklan, dan omzet meningkat di tahun 2025.

By Ratu Putri Ayu  | Sokoguru.Id
07 Mei 2025
<p>Pahami marketing funnel dari awareness hingga advocacy. Panduan ini cocok untuk pemula jualan online di 2025 agar strategi marketing lebih efektif dan konversi meningkat. Foto: YouTube Raymond Chin</p>

Pahami marketing funnel dari awareness hingga advocacy. Panduan ini cocok untuk pemula jualan online di 2025 agar strategi marketing lebih efektif dan konversi meningkat. Foto: YouTube Raymond Chin

SOKOGURU - Ingin mulai jualan online tapi bingung mulai dari mana? Pahami dulu konsep dasar marketing funnel agar strategi pemasaranmu tidak sia-sia. Ini penjelasan lengkap dan mudah dipahami dari pakar digital marketing!

Marketing funnel adalah istilah dalam dunia pemasaran yang menggambarkan perjalanan calon pelanggan dari tahap awal mengenal produk hingga akhirnya membeli, bahkan menjadi pelanggan setia yang merekomendasikan ke orang lain.

Banyak pemula dalam dunia jualan online yang langsung menanyakan platform dan konten apa yang harus digunakan. 

Namun, seperti disampaikan Raymond Chin dalam video di chanel Youtubenya, “Seluruh marketer di dunia kalo misalnya mau naik level harus tau yang namanya 'Marketing Funnel'.” 

Konsep ini sangat penting dipahami sebelum merancang strategi marketing.

Menurut Raymond, masih banyak mitos yang keliru dalam dunia marketing, seperti anggapan bahwa cukup menyebarkan produk ke mana-mana dan berharap ada yang membeli. 

Padahal, seperti dijelaskan, “Coba kalian posisiin diri sebagai customer... Jarang banget kejadiannya kayak gitu.” 

Dibutuhkan proses bertahap agar pelanggan mengenal dan mempercayai sebuah brand.

Marketing funnel membantu memahami tahapan pelanggan dari pertama kali melihat brand hingga menjadi pembeli setia. 

Terdapat lima tahap utama yaitu awareness, consideration, conversion, loyalty, dan advocacy. 

Setiap tahap memiliki pendekatan berbeda yang harus disesuaikan dengan kondisi calon pelanggan.

Tahap Pertama: Awareness, Bikin Calon Konsumen Tahu Siapa Kamu

Di tahap awal ini, fokus utama adalah membuat orang tahu tentang brand dan produk. 

Raymond menjelaskan, “Awareness sama kayak bahasa Indonesianya yaitu aware. Bikin customer kalian tau.” 

Konten yang disebarkan di tahap ini umumnya berskala besar, seperti iklan Instagram yang menjangkau puluhan ribu orang.

Consideration: Saat Calon Pelanggan Mulai Mempertimbangkan Produk

Setelah mengenal brand, calon konsumen mulai bertanya-tanya apakah produk tersebut cocok untuk mereka. 

Mereka mengecek media sosial, situs web, hingga membaca deskripsi produk. 

Raymond menekankan pentingnya menyajikan manfaat produk dan menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, bukan hanya harga atau fitur.

Conversion: Waktu yang Tepat untuk Ajak Mereka Beli

Tahap ketiga adalah conversion, yaitu saat pelanggan memutuskan membeli. 

Strateginya bisa bermacam-macam, seperti menawarkan promo atau menggunakan WhatsApp Business. 

“Menurut survei, bisnis kalian bisa naik sampe 68% penjualannya. Conversion-nya naik 40%,” kata Raymond, menekankan pentingnya kehadiran customer service yang responsif.

WhatsApp Business, Solusi Cerdas untuk Tingkatkan Penjualan

Salah satu teknik yang efektif adalah mengarahkan iklan ke WhatsApp Business. 

“Orang yang liat ads atau hasil retargeting kalo pencet langsung chat ke CS kalian,” jelas Raymond Chin. 

Fitur ini memungkinkan brand menjawab pertanyaan calon pembeli secara langsung, mempercepat proses pengambilan keputusan.

Jangan Berhenti Setelah Produk Terjual

Banyak bisnis hanya fokus pada penjualan awal tanpa menjaga hubungan dengan pelanggan. 

Padahal, tahap loyalitas sangat penting agar pelanggan kembali membeli. 

“Kebanyakan bisnis udah happy banget kalo customer-nya loyal... Tapi gue saranin kalian fokus ke yang satu lagi, yaitu advocacy,” ujar Raymond Chin.

Loyalty: Bangun Hubungan, Bukan Sekadar Transaksi

Mengelola hubungan pelanggan (Customer Relationship Management/CRM) menjadi kunci agar pelanggan tetap setia. 

Melalui database email dan komunikasi rutin, brand bisa terus menjalin kedekatan dengan konsumen yang pernah membeli. 

Ini bukan hanya soal menjual ulang, tapi menjaga relevansi brand di benak mereka.

Advocacy: Saat Pelanggan Jadi Duta Produk Tanpa Diminta

Tahap paling akhir dari funnel adalah advokasi. Di sini, pelanggan yang puas secara sukarela merekomendasikan produk ke orang lain. 

“Advocacy artinya kalo customer beli produk dari kalian, customer itu sendiri yang bakal saranin ke temennya,” kata Raymond. Ini adalah bentuk pemasaran gratis paling efektif.

Strategi Referral dan CRM Jadi Senjata Ampuh

Untuk mendorong advokasi, strategi seperti referral, program "member get member", hingga diskon untuk pembelian berdua bisa diterapkan. 

Namun, intinya tetap pada pengalaman positif pelanggan. Memberikan pelayanan luar biasa adalah fondasi agar pelanggan ingin membagikan pengalaman itu ke orang lain.

Dengan memahami marketing funnel secara menyeluruh, pelaku usaha bisa jauh lebih unggul. 

“Trust me, kalian tuh lebih jago daripada 80% atau 90% entrepreneur lain,” tutup Raymond Chin dalam videonya. (*)